Seakan sengaja memainkan Si Junior. Si Junior tiba-tiba juga ikut-ikutan ciut. XXNX Angin menerobos dari jendela. Ia menekan-nekan agak kuat. Aku masih mematung. Sebentar lagi Mbak Mona yang punya salon ini datang, biasanya jam segini dia datang.” Aku langsung beres-beres dan pulang.,,,,,,,,,,,,,, Eh bisa juga wanita setengah baya ini ramah kepadaku.Lalu ia membersihkan pahaku sebelah kiri, ke pangkal paha. Aku masih mematung. Sudah tiga tahun, benda ini tak kurasakan Sayang. Ia tidak lagi dingin dan ketus. Suara yang kukenal, itu kan suara yang meminta aku menutup kaca angkot. Dari perut turun ke paha. Aku perhatikan ia sejak bangkit hingga turun. Ya tidak apa-apa, hitung-hitung olahraga. “Ngapaian sih di situ..?” katanya lagi seperti iri pada Wien.Aku mengambil pakaianku.
