Desahan Mbak Narti membuat aku tak tahan, bangkit mencium bibirnya. Bokepindo Diturunkannya sedikit celana boxerku cukup untuk memijat bongkahan pantatku. Ibu saya tukang pijet di kampong, sampai sekaranh masih” jawabnya. cklak.. Sunarti, namanya. Kain sarungnya menutupi sampai batas dadanya, pundaknya dan betisnya yang putih tampak jelas. Otomatis tanganku menumpang di atas pahanya yang hanya berlapis kain sarung. Dari pinggang naik terus ke punggung dan kedua pundakku juga di pijatnya, begitu juga leher dan kepalaku.Setelah agak lama memijat bagian pinggang sampai pundak, Mbak Narti menyuruhku berbalik. Lalu aku sarapan sambil membaca koran pagi mencari berita menarik.Dari tempat dudukku tampak Mbak Narti sedang membersihkan kamarku dengan pintu dan jendela kamar yang dibuka lebar. Semburan cairan hangat membasahi ke dua jariku bahkan turun sampai ke telapak tanganku.
