Aku tahu dari tadi matanya terus tertumbuk ke daerah dadaku, tapi aku pura-pura cuek dengan terus membereskan dus itu, bahkan sengaja kutundukkan lagi tubuhku, sehingga makin terlihatlah keindahan di baliknya. ternyata temannya itu sedang berasyik-ria denganku di dapur.“Wei.. Bokepindo Pelan-pelan aku mulai mikir yang jorok-jorok, pagi-pagi gini niat isengku sudah timbul.“Pagi Non!” sapanya ketika melewati rumahku. Dia terbelalak melihat buah dadaku yang menggantung indah, putingnya pun sekilas tersingkap dari balik dasterku. Tukang sampah itu berbadan tinggi dan agak gemuk, umurnya sekitar 30-an, mukanya bundar dengan hidung yang besar. Sialan lo, ngentot ga ngajak-ngajak, gua dibiarin sendiri di mobil!” kata si sopir. Sesungguhnya sikap berontak dan jeritanku hanyalah pura-pura belaka untuk memanas-manasi nafsunya. “Tuh Bang, udah penuh gitu, tolong yah!” lanjutku sambil menunjuk pada tong sampah biru besar di dapur.Si Abang tukang sampah mengangkat
