Kuingat jelas hujan tadi malam, dengan suara petir silih berganti. ayo kapan tanyaku. XXNX Tak lama kami sudah berpagutan. Aku meraba tubuhnya dengan sebelah tanganku. Tak berlama-lama langsung saja kunyalakan mobilku dan bergegas pergi. Tas carel yang teronggok di samping lemari baju langsung kusambar. Katanya ada janji sama teman-teman mau naik gunung? Aaahh.. Kulumat puting susunya dan kuhisap kuat. ayo kapan tanyaku. Ia mengecup bibirku dan tersenyum. Penisku yang sedaritadi sudah mengeras kini mengacung kearah wajahnya. Kurebahkan tubuh Reni di atas tanah beralaskan kantung tidur kami. aku ga tau gimana jadinya kalo ga ada kakak.. aku. Kataku yang masih terengah-engah mengatur nafas. Aku menoleh ke kiri dan kananku, mencari tempat untuk kami berteduh, namun tak ada saung satu pun sejauh mata memandang.Akhirnya kami memutuskan untuk berteduh di bawah sebuah pohon rindang.
