Benar saja dengan “Ahh.. Bokepindo 3 bulan aku jalani dengan biasa saja. Aku tak perduli siapa yang mendahului aku, itu bukan satu hal penting. “Kamu gila Pit.. Tak lama setelah keberangkatan Pipit aku pindah ke Jakarta. Sambil ngobrol ngalor-ngidul aku antar dia sampai dirumahnya yang memang agak jauh dari pasar tempat dia berjualan kain-kain dan baju. Akupun akhirnya nekat memandang dia juga, dan tak terasa tanganku meraih tangan Pipit, dingin dan sedikit berkeringat. Buru-buru kami melepas pelukan, merapikan baju, dan duduk seolah-olah tidak terjadi apa-apa. “Mas.. Kami menghabiskan waktu menunggu kakaknya Pipit datang dengan ngobrol dan bercanda. Kami berpelukan, mulutku berbisik dekat telinga Pipit. Kuhajar semua lekuk tubuhnya dengan jilatanku yang merata dari ujung telinga sampai jari-jari kakinya. Tanganku turun dan meremas pantatnya yang padat. Tak lama kemudian kedua paha Pipit mengempit kepalaku
