Lebih jauh lagi, ketika telapak tanganku merasakan lebatnya bulu-bulu kewanitaannya. Tanganku belum pernah menyentuh langsung buah dadanya, apalagi menghisap putingnya. XXNX Alia lupa celana dalamnya. Tak langsung ke kulitnya sih, masih ada penghalang baju dan bra-nya. Mungkin belum saatnya, aku harus bersabar.Ciuman dengan posisi begini tak nyaman juga. Kami juga berjanji, saling berusaha mencari peluang untuk bertemu secara fisik.———-“Elo tahu engga kantor Departemen Anu,” tulisnya pada suatu siang kami chatting. Apa sih?”
Kutempelkan penisku yang setengah tegang ke pahanya. Itulah yang sedang kualami. “Gue simpen, buat kenang-kenangan.”
“Ngaco, masa gue balik engga pakai celana dalam.”
“Loe bener engga mau nginep sini?”
“Mas Ajie, tadi kan gue udah bilang, gue izinnya cuman mengunjungi famili, engga nginap.”
“Jadi kapan dong boleh izin nginap?” celana dalamnya aku berikan. Bulu lebat itu tak mengagetkanku, lengannya memang ditumbuhi bulu lumayan lebat, apalagi “pusat”nya.
