Badanku ramping dgn tinggi 170 cm, seimbang dgn ukuran dadaqu yg di atas rata-rata perempuan seumurqu. Mata Rundolf sekilas berubah saat melihat pangkal buah dadaqu yg montok. XXNX Astaga! Coba kamu berdiri di sana.”Aqu pun menurut saja dan menuju tempat yg ditunjuk oleh Rundolf, di bawah lampu sorot yg cukup terang dan di depan sebuah kamera foto.“Coba kamu lihat-lihat contoh-contoh foto ini. Biasa-biasa aja lah!”Kupikir tak apa-apa lah kali ini. Pilih lima gaya di antaranya. Matanya melotot seperti mau meloncat keluar melihat keindahan badan di depannya. Ini sih mulai kelewatan!“Ayolah, jangan malu-malu!”Sebenarnya dalem hati aqu menolak. Aqu masuk ke dalem. Apa gerangan yg ia inginkan lagi?“Shana!” Rundolf memanggil seseorang. Aqu masuk ke dalem rumah, ke kamarku.“Pakai baju apa ya enaknya?” batinku. Pose yg pertama, aqu disuruh berbaring tertelentang dgn pose memanjang di atas
