Sedetik lantas kurasakan cairan hangat terbit dari vaginanya. Dia melulu menoleh sekilas, lantas tersenyum padaku. XXNX “Oohh… Mbak… Akuu… Tak… Tahan,” teriakku. Diiringi desahan-desahan sarat birahi. Aku dan Mbak Vira hanya takjub melihat kemesraan mereka. Membuat secangkir kopi.Sampai didapur kudapati Mbak Erna sedang membasuh piring. “Mungkin Mas Iwan lagi lelah Mbak,” hiburku seraya kuusap-usap rambutnya. Tapi sesudah lima tahun menikah, bapak Mbak Irma yang meninggal, sebab sakit. diraihnya penisku dan diarahkannya ke lubang anusnya. Aku enggan kalah, kuimbangi gerakkannya dengan menyodok-nyodokkan pantatku ke atas. Membuatku ketagihan menyetubuhinya. Dan kurasakan halusnya punggung Mbak Erna. Lidah Mas Iwan menari-nari dan mencucuk-cucuk vagina Mbak Rina. Kemudian aku berjongkok di belakangnya. Sambil menindihku dia tersenyum puas. Pantat Mbak Rina terangkat-angkat menyambut jilatan Mas Iwan. Kemudian dia terkulai lemas sampingku. Dan kusuruh Mbak Erna berjongkok dihadapanku.
