Rumahnya minta ampun besarnya. Bibirnya didekatkan ke bibirku sambil berbisik,“Rull.. Bokepindo Andaikata dia menawariku, pasti tanpa berpikir panjang lagi kuterima. aduh siapa ya namanya Ibu itu..” aku sedikit gugup.“Ya halo.. Lama hal ini kulakukan dan.. “Aauch..” aku kaget bukan main. Aku kemudian mengambil posisi jongkok, kupelorotkan celana senamnya maka terlihatlah olehku benda yang tertutup oleh rambut-rambut kecil yang sedikit basah sudah terpampang di hadapanku. Oh, kelihatannya dia tidak memakai BH. Jari tengahku mencari lembahnya, kemudian terus aku sentuh klitorisnya.“Aduh Rull.. nggak..” aku tidak berani melanjutkan, takut ibu itu marah. Memang begitulah wanita kalau mendapat pujian atau godaan meskipun dari seorang lelaki pencuci rambut, perasaannya terbang menerawang nun jauh di sana.“Rul.. Tidak berapa lama keluar seorang perempuan separuh baya membuka pintu, kelihatannya pembantunya.“Cari siapa Dik?”“Ee.. ini benar-benar marah.
>