Dengan perlahan-lahan suatu kesadaran mulai
merambati pikiranku, seperti awan yang ditiup angin, aku mulai
menyadari apa yang sedang terjadi pada diriku. “Ehhhh …
apa-apaan nih Lex?”, ujarku panik. XXNX Kali ini aku benar-benar
dipermainkan habis-habisan oleh Lexy. Kesadaranku mulai pulih
secara perlahan-lahan dan menyadari bahwa aku baru saja melakukan
persetubuhan yang seru dengan Lexy, orang yang selama ini aku anggap
sebagai preman di kampus yang tidak pantas diajak sebagai seorang
teman. Pada babak berikut ini,
gaya permainannya diubah, sekarang ia melakukan serangan dengan tehnik
“Total Foot Ball. Setiap kali Lexy menancapkan penisnya yang besar itu
kedalam lubang kemaluanku, maka tekanan penisnya menarik seluruh bibir
kemaluanku melesak kedalam, sehingga klitorisku pun ikut tertekan masuk
dan tergesek-gesek dengan batang penisnya yang dilingkari oleh
urat-urat menonjol. Perasaan nikmat dan
geli akhirnya tidak tertahan lagi dan, “…Leeeeexxxxx…, aakkkuuu…,
aakkkaaann meeelleedaakkkk…, aaauuuggghhh…, ooohhhh….!!”, dengan
suatu desahan panjang disertai kedua pahaku mengejang dengan keras
menjepit melingkari pantat
>