“Pegangin tangannya di sana !” perintah Imron pada mereka
Pak Mamad langsung pindah ke sisi ranjang yang lain dan memegangi lengan Ivana yang satunya. XXNX Ivana klimaks lagi dalam posisi demikian dan disusul Imron tak lama kemudian. Matanya terpejam dengan air mata membasahi kelopak matanya. Waktu itu siang hari sekitar jam satuan ketika Imron jatuh tersandung sebuah anak tangga. “Kecuali apa Pak…tolong katakan !” suaranya meninggi seperti mau nangis. supaya biasa nantinya !” perintah Imron dari belakang. Air mata yang meleleh dari matanya semakin banyak, dia merasa dirinya telah begitu kotor, saat itu juga terbayang wajah Martin, pria yang menaruh hati padanya, apakah dirinya yang telah ternoda itu masih pantas bagi pria itu, apa yang harus dijawabnya bila Martin menyatakan perasaanya padanya kelak, itulah yang berkecamuk dalam pikirannya saat itu.
