”Saya yang terima kasih Pak. Bokepindo Aku ke ruang makan lagi dan mengambil gelas lalu menuju dispenser.Baru setelah melewati kamar mandi pembantu ada yang special di sana. Kubalikkan tubuhnya, lalu kuguyur punggungnya sekarang. Tubuhnya mulai menggeliat-geliat. ”sekarang..mandi yang beneran”. Jantungku makin berdebar. ”Ooouuggghh..Pppaakkkk..mentok Pppaakk”. Kukecup-kecup pundak dan leher belakangnya. Kulihat dengan ujung mata, Tina sedang di kamarnya entah beraktifitas apa. Tina lupa dan sedang apa di dalam..moga gak mandi. Dua tangan Tina tak tahan di pinggir bak mandi dan mencengkeram paha serta pantatku. ”Oohh..Ppaakk..mmaassuukkkiinn..Pppaakkk”, pintanya. Hanya kebetulan aku belum minum putih, walau telah ada es teh. ”Ppaakkk..oohhh”. Nggak saya laporin ke Bapak sama Ibu”, Tina tahu keraguanku.”Jangan ah..nanti kalo ada yang tau bisa rame”, jawabku. Bener kamu masih nyimpen obatnya ?”, sambil kucubit pipinya.
