Aku terus menciumnya dengan penuh nafsu, kutindih tubuhnya diatas spring bed yang empuk. Duduk, Mas!”.Aku mengedarkan pandanganku. XXNX Kuraih gagang telepon dan kutekan nomor kamarnya, 237. “Saya apoteker”. Dia mengganjal kepalanya dengan bantal dan memperhatikanku. Akhirnya kuletakkan Matra tadi di atas meja di sampingku. Teruss.. Setelah pesawat berhenti baru aku sadar sepenuhnya. “Kita ngobrol lagi aja yuk,” ajakku. Wanita tadi masih menunggu tas satunya di bagasi. Kubuka-buka sebentar dan sekilas isinya aku sudah tahu. Kami masih bicara ke sana ke mari, sampai akhirnya kami merasa mengantuk. “Pantas bajunya bau obat,” aku kelepasan bicara. Geli akh..,”Aku terus menciuminya lalu aku turun dan saat sampai di depan selangkangannya aku menurunkan kepalaku, menjilati paha dan sesekali menggigitnya. “OK, jadi begini, Mbak nginap di hotel.
