Paling suka aku ke lapangan maen sepakbola dengan anak-anak tetangga pada sore hari. Bokepindo Dikosoki, Kun biar dakinya ilang. Di rumah kan nggak ada bacaan. Aku tidak malu-malu dan canggung beli sayuran, malah Bu Salamun, yang jual sayur heran, Mbok, nyuruh pembantunya, to cah bagus. Gaji hanya dititipkan kantor. Kududukkan di kursi ruang makan. Ada kerinduan untuk melihat keindahan itu. Tapi aku mendahulukan selesainya pekerjaan di dapur. Apa aku ketularan sakitnya Mbak Narsih. Hoooeeeek itu jawabannya. Kuuuunnnnakuuuuuuuuukeluar.. Tapi kok enaaak sekali? Aku heran kenapa pucuknya keras. Suatu rasa yang nikmat menjalari sekluruh pori-pori kulitku dan.ketika terbangun celanaku basah. Pantatnya yang besar dan putih itu terpampang di hadapanku,Semprot, Kun.! Dan. Aku di Jogja, Mas Pras kerja di Semarang. Itu bisa dilihat dari sisa nasi di tempat nasi.
