‘gembul’-nya rambut kemaluan Dik Karsih. XXNX Kini aku mulai menciumi Ani yg isteri Pak Durma. Ahh.. Mbakyuu.. Dan tangan kiriku tetap mengelusi, memijat-pijat dan mengocoki kemaluanku. Legaa..Aku melihat Hamidah salah kelakuan. Aku masuk ke rumah. Inovasiku yg sekarang terletak pada sarungku itu.Aku akan menciptakan lorong sarung, begitulah sebutannya yg paling tepat. Dik.. Ahh.. Aku jadi obyek kelakar mereka. Aku akan keluar nanti saat dia menyapu hampir selesai. Minaahh.. Ah, kasihan si Hamidah. Yesss …, aku berhasil. Itu ada Bu Denis, ada jeng Tutik, Bu Hartati, bu.. Dan benar, setelah beberapa saat kutunggu Hamidah bergeser ke dedaunan yg lebih rimbun dengan wajahnya yg menghadap ke arahku. Aku ingat betapa ketiaknya penuh bulu. Dik Karsih, adik ipar Pak Ferdi, tetangga sebelah kiri rumah Hamidah. Kulihat dia mondar mandir sebelum waktunya untuk nyapu, sepertinya dia men-cek
