“Lidya ulang tahun. Bokepindo Aku memang mudah sekali disogok. Debaran di dalam dadaku semakin keras dan menggemuruh saat Lidya memeluk dan menciumi wajah serta leherku. Aku merasakan betapa halusnya kulit paha perempuan ini. Suasananya sepi-sepi saja. “Cinta..?” aku mendesis tak mengerti.Entah kenapa Lidya tersenyum. Bahkan aku tetap tak peduli meskipun Lidya menggeser duduknya hingga hampir merapat dgnku. Dan dia semakin aktif merangsang gairahku. Namun aku tak peduli dgn paha yg indah padat dan putih terbuka cukup lebar itu. Kembali Lidya mencium bibirku. Seakan-akan dia tak percaya dgn apa yg ada di depan matanya. Aku anak laki laki satu-satuya. “Cium dan peluk aku..”, bisik Lidya.Aku berusaha untuk menuruti semua keinginannya. Untuk pertama kalinya, aku melihat sosok badan sempurna seorang perempuan dalam keadaan tanpa busana.
