“Udah, cukup. Aku dan Budi tertawa melihatnya. Bokepindo Timo lalu menghisapi kedua putingku bergantian, sesekali menjilati lipatan antara lengan dan ketiakku dan mendorong lidahnya masuk. Hanya sisa Edwin, yang bagaimanapun melelahkannya, adalah teman pertamaku di Jakarta. Apa gue pake buang aja ya? Lalu dengan tangan kananku kuarahkan kepala Budi mendekati kontolku. Budi sebelumnya tidak pernah bergaul di dunia ini, tidak punya teman gay—atau kalaupun dia punya, selama ini dia sebagai pihak yang straight, dan mungkin tidak terbiasa dengan pembicaraan seperti ini. Hal itu terjadi tepat saat Budi sedang membuka pintu, akan keluar dari kamar. Timo!” “Bentar, bentar,” potong Edwin. Dan sepertinya sangat besar dan keras, membuat gundukan besar di balik celana jeansnya. Aku menggenggam kedua lututnya, bangun, dan bergegas menggagahinya. Setelah sesaat jari-jarinya memainkan lubangnya sendiri selagi aku dan Timo berciuman, Budi beranjak
