Sejak saat itu, aku sudah mulai menyukai, amat menyukai, bahkan tergila-gila melakukan hubungan seksual dengan Abang. XXNX Abang mau mengerti, akhirnya Abang mengalah dan tidak lagi mencoba memegang payudaraku (that’s why I love him, sabar dan mau mengerti aku). Hubungan kami pun semula biasa saja, sebatas junior dan senior. Aku terkaget-kaget menyaksikan adegan itu, karena tidak mengira ada orang yang mau mempertontonkan alat kelamin mereka dan memainkannya dengan tangan, mulut, dan terakhir bersenggama. Kalau Abang mengisap bibirku, maka aku juga melakukan hal yang sama. Sejak kecil, orang tuaku menekankan bahwa area kelamin adalah jorok, kotor dan sebagainya. Biasanya setelah lama bercumbu seperti itu, Abang mengejang dan lemas. Pertama pada saat duduk di bangku SMA, yang kedua adalah dengan Abang, suamiku. Lalu dengan masih berbaring, Abang menjelaskan kepadaku bagian-bagian, nama-namanya, gunanya dan lain-lain.
